Merubah Perspektif




Resume Kuliah Online Ke-5 
Bersama Guru Agung


Pertemuan kelima ini agak berbeda dari pertemuan yang lalu. 


Ingin kenal Guru Agung lebih lanjut? Berikut Profilnya...

PROFIL GURU AGUNG


Kecintaannya terhadap kisah-kisah kepahlawan mengantarkannya  menjadi guru sejarah dan IPS sejak tahun 2001. Saat pertama kali mengajar, guru yang bernama asli Agung Pardini ini kala itu masih menempuh S1 Pendidikan Sejarah dengan tambahan program minor Antropologi di Universitas Negeri  Jakarta (UNJ). Dalam waktu delapan tahun (2001-2008), setidaknya pernah mendapat kesempatan mengajar pada belasan institusi yang berbeda, mulai dari sekolah formal (SMP dan SMA), Bimbingan Belajar, Program Pengayaan Ujian, hingga Pembelajaran Paket Non-Formal atau PKBM.

Sejak tahun 2008 hingga sekarang ini, Guru Agung aktif di lembaga kemanusiaan *Dompet Dhuafa* untuk menjalankan amanah pengelolaan dana zakat, infaq, dan shodaqoh agar disalurkan menjadi program-program pemberdayaan di bidang pendidikan bagi kemajuan ummat. Mula-mula ia bertugas sebagai trainer pendidikan untuk melatih ribuan guru yang mengabdi di sekolah-sekolah marjinal di berbagai  wilayah Indonesia.

Selain melatih para guru, bersama rekan-rekan satu timnya di Dompet Dhuafa, Guru Agung di beri beragam amanah untuk merancang dan mengelola program-program inovatif di bidang pendidikan yang berhasil menjangkau hingga 34 provinsi.

Program-program tersebut antara lain:
Pendampingan Sekolah dan Pengembangan Guru di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi (Donatur: JICA), 2008-2010

Pendampingan Sekolah Berdaya di Sumatera Barat Pasca Gempa Bumi besar, 2010-2012

Pelatihan Guru Cerdas Literasi (Donatur: Hypermart), 2010

Pelatihan Guru Cerdas Literasi (Donatur: Majelis Taklim Telkomsel), 2009

Pengembangan Sekolah Cerdas Literasi (Donatur: Trakindo), 2010-2013

Pendampingan SMK Unggulan Bidang Alat Berat (Donatur: Trakindo), 2013

Pendampingan Sekolah-Sekolah di Perbatasan Indonesia: 2012-2013

Pengiriman Guru-Guru SGI (Sekolah Guru Indonesia) ke berbagai wilayah pelosok atau 3T, 2014-2015

Membentuk School of Master Teacher di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan NTB, 2014-2020

Mengembangkan alat ukur performa Sekolah yang disebut MPC, 2012-2013

Mengadakan diklat kepala sekolah: Milenial Leader, 2019

Membangun kerjasama penyelenggaraan kelas Magister Manajemen Pendidikan Islam bersama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016-2018

Mengembangkan model Sepuluh Kepemimpian Guru Indonesia dan Gerakan Transformasi Kelas Ajar, 2018-2020

hingga 30 provinsi 
Hingga saat ini masih bekerja

Bagaimana beliau mengubah perspektif kita? Simak kisah menariknya berikut ini...

Sebagaimana tercantum dalam CV, saat ini beliau bekerja di Dompet Dhuafa. Salah satu program Dompet Dhuafa yang sejak 2009 kami kerjakan adalah SGI (Sekolah Guru Indonesia). 

Kita simak bersama ya...

Izinkan pada malam hari ini saya sedikit memberi perspektif berbeda dalam urusan penulisan dan penerbitan buku di bidang pendidikan dan keguruan.Berdasarkan pengalaman saya bekerja di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa. Kita terbiasa untuk mengajak para guru-guru yang mengabdi di daerah-daerah pelosok untuk menulis dan berkarya.

 Di tengah keterbatasan kondisi geografis dan budaya, aktivitas menulis dan berkarya ini memiliki tantangan sendiri buat para guru-guru di sana.

Terdapat beberapa kendala:

Yang pertama, gaya bahasa, ada beberapa istilah Bahasa Indonesia yang dimaknai secara berbeda di daerah.

Yang kedua yaitu penggunaan komputer, banyak yang belum mengenal MS Office

Yang ketiga listrik, di beberapa wilayah hanya menyala di malam hari.a

Yang keempat adalah ejaan yang (belum) disempurnakan

Nah bagaimana cara kita mengatasi kendala ini?

Salah satunya adalah dengan model pendampingan intensif.

Secara sabar para konsultan dan guru-guru relawan akan melakukan pendampingan dan bimbingan selama kurang lebih setahun.Tentu ini bukan tugas yang mudah. Butuh kesabaran dari para relawan.Dompet Dhuafa sendiri dibangun oleh para jurnalis senior Republika di era-era awal. Sehingga setiap program yang kami kerjakan buat pemberdayaan guru di daerah harus memiliki produk buku atau tulisan.

Ada beberapa ragam jenis kegiatan menulis dan berkarya yang biasa kita berikan kepada guru-guru di pelosok.Outputnya tidak harus buku, ada yang berbentuk PTK, jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain sebagainya. Berikut contoh-contohnya :

 

Luar biasa!

Nah buku ini adalah kumpulan tulisan dari para guru terkait dengan inovasi pembelajaran yang telah mereka hasilkan, baik dalam bentuk inovasi metode ataupun media. Ini murni diangkat dari  pengalaman-pengalaman mereka.

 


Terkait dengan percetakan, alhamdulillah semua dibiayai oleh donasi zakat yang dikelola oleh Dompet DhuafaBuku-buku ini tidak diperjual belikan. Namun akan dibagikan secara gratis buat guru-guru di daerah lain yang membutuhkan. Ahamdulillah buku-buku ini dapat memberi manfaat dan masukan bagi inovasi pembelajaran di daerah lain. Kami punya genre buku-buku yang lain. Sifatnya adalah kisah-kisah inspiratif dari para pejuang muda pendidikan yang mengabdi sebagai guru-guru di daerah pelosok.

 Berikut contohnya:

 

Dua buku ini bercerita banyak tentang pengalaman para guru muda yang mengajar hingga ke pelosok negeri. Ada yang di keplualauanz ada yang di hutan dan pegunungan, ada juga yang di pelosok kampung.

Pernah ada seorang guru muda yang meninggal dunia.

Dan saat sebelum meninggal, beliau sempat menulis pada buku di atas (warna coklat). Akhirnya nama beliau kami   abadikan menjadi nama sebuah penghargaan bagi guru-guru terbaik SGI.  Jamilah Sampara Award. Hampir semua buku-buku yang kami terbitkan adalah antologi, nulis bareng-bareng.

Semangat yang luar biasa bukan dari teman-teman kita disana? Kita pun pasti bisa, terus semangat!

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 Resep Sukses Guru yang Pendiam Dalam Mengelola Kelas

Sebuah Pencerahan

Menu Yang Menggugah Selera