Lingkaran Setan? Jangan Takut!



Resume Kuliah Online Ke - 14
Kelas Menulis Bersama Om Jay
Narasumber :
 Muhammad Firman Suwarya, M. Kom.

Salam Literasi para guru hebat di seluruh  Indonesia, semoga salam penyemangat ini  membawa hujan energi positif dan semangat bagi kita.

Pertemuan kali ini saya dan teman-teman Kelas Menulis Gelombang 12 Asuhan Bapak Wijaya Kusumah atau lebih akrab di sapa Om Jay bertemu secara daring dengan narasumber yang bernama lengkap Bapak Muhammad Firman Suwarya, M.Kom.

Tak kenal maka tak sayang, tidak ada salahnya kita berkenalan dulu dengan beliau sembari menyiapkan wadah untuk ilmu yang akan tercurah kali ini...
Berikut profil beliau....


Lingkaran setan? Serem ya mendengarnya...
Tepat dengan judul yang saya tuliskan diatas kali ini kita akan membahas tentang lingkaran setan dalam dunia menulis. Bukan hanya itu kita juga akan membahas mengenai sebuah istilah yaitu free writing.

Penasaran seperti apa lingkaran setan yang nyeremin ini dan juga free writing? Jangan takut.. yuk kita literasi bersama...

Dalam dunia menulis acapkali seorang penulis akan kehilangan ide untuk menulis, perasaan lelah, malas, dan sederet pengikutnya. Terkadang ketika sudah mulai menulis tiba-tiba muncul ide baru, beralih ke ide yang baru mulai menulis lagi namun tidak ada yang selesai, semua terbengkalai tak beraturan. 

Buntu lagi, hilang ide lagi... Inilah yang disebut lingakaran setan dalam dunia menulis. 

Lantas bagaimana cara keluar dari lingkaran menyeramkan ini? 

Berikut beberapa ulasan percakapan dan tanya jawab kita bersama Bapak Muhammad Firman Suwarya.

Check it out...

Bagaimana sih memahami dan menerapkan Freewriting ini?

Disini Pak Muhammad Firman Suwarya mengajak kita sedikit berilustrasi, misal, kita akan mengikuti UJIAN NASIONAL, ujian akan dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 09.00 selama 120 menit atau 2 jam. Kita harus segera datang tepat waktu agar bisa menyelesaikan ujian itu dengan baik, benar, dan yakin..

Namun, entah apa yang terjadi,tidak sedikitpun dibayangkan sebelumnya..tiba-tiba saat menuju ke sekolah atau tempat tes ujian, jalanan macet total! Hingga memakan hampir 1 jam dari durasi tes.

Kira-kira dalam kondisi seperti itu apa yang kita lakukan?
Belum lagi melihat soal-soal yg susah dan masih kosong.... belum diisi..?
Tapi harus tetap dikerjakan dan harus mendapat nilai bagus...

Apa yg kita lakukan...?

YA BETUUUUUL, Pak Muhammad seperti memiliki indera keenam dengan apa.yang ada dibenak peserta.


NGEBUUUUT....
Itulah yang kita lakukan, harus ngebut mengisi soal ujian itu karena kejar-kejaran dengan waktu....

Itulah gambaran singkat tentang Freewriting atau lebih tepatnya menulis cepat tanpa hambatan.

Langkah pertama yang harus kita lakukan supaya bisa freewriting adalah segera tulis ide yg muncul, segera tulis, dan tulis sebelum ide itu hilang kapan dan dimanapun.

Seorang peserta pun memberanikan diri bertanya pada Pak Muhammad, pernahkah Pak Muhammad sendiri singgah dalam lingkaran setan kebuntuan itu dan bagaimana cara keluarnya. Iya, seperti yang sudah beliau sampaikan dimateri diatas, beliau dulu juga pernah mengalaminya.

Solusinya sederhana sebenarnya namun harus yakin yaitu saat ide muncul langsung tulis, sampai ending ide itu dimana. Intinya tulis. Lewatkan yang terlupa, dan terus menulis. Jika situasi tidak memungkinkan, barulah kita cek dan ricek. Namun, jika situasi ini berkaitan dengan waktu maka kita harus menyiapkan atau meluangkan waktu. Jangan memanfaatkan waktu luang!
Kita harus meluangkan waktu yang memungkinkan untuk itu dilaksanakan secara kontinyu terus menerus.

Beliau juga bercerita mengenai suka dan duka saat menulis dan menerbitkan buku.
Beliau juga sempat merasakan sulitnya menemukan ide yg pas dan kira-kira bagus untuk tulisannya. Berbagai tanya mengelilingi pikiran beliau, seperti mau nulis ini benar ga ya..? bagus ga ya? Nanti gimana kalau jelek? Sampai- sampai beliau harus konsultasi dengan teman dan lain sebagainya. Hingga menemukan suatu kekuatan berupa komitmen bahwa tak usah memusingkan hal tersebut. Mulailah untuk menulis. Baru kemudian dari situlah beliau memulai dari bagaimana membuat outline.

Outline secara garis besar pokoknya harus diselesaikan. Yang nantinya setelah outline jadi, outline atau garis besar itu dapat dikembangkan. Selanjutnya beliau menulis satu persatu dengan alokasi waktu yang sudah diluangkan secara kontinyu.

Menulis pada waktu tersebut beliau akui bukan tanpa halangan atau tantangan, ada banyak sekali tantangannnya tetapi satu persatu tantangan itu mampu beliau atasi.
Misalnya anak-anak yang minta jalan-jalan lah, minta ini lah, minta itu lah dan lain-lain. Namun seiring waktu mereka akan tahu dan menyesuaikan sendiri pada akhirnya. Hingga selesai tulisan-tulisan beliau dalam bentuk buku. Luar biasa!

Para peserta terus antusias menyikmak apa yang beliau sampaikan. Masalah penerbitan buku juga beliau share kepada peserta. Baik penerbit Indie atau Mayor. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Penerbit Indie lebih mudah, dan pastinya lebih cepat selesai.

Ada pula pertanyaan mengenai bagaimana cara menentukan ide yang harus di eksekusi menjadi tulisan yang enak di baca dalam free writing. Dan menurut beliau ide yang harusnya dipilih adalah ide yang paling kita kenal dan kuasai. Itulah pula yag menjadi kunci jika kita menulis dengan hati , biasanya akan mampu menyentuh hati pembaca.

Muncul pula pertanyaan dari peserta bagaimana ketika kita sedang menulis dan mengalami kebuntuan. Tiba-tiba muncul ide baru, apakah ide yang muncul ini harus kita biarkan/cuekin. Atau kita tuliskan?
Kemudian berusaha melanjutkan tulisan terdahulu yang sedang buntu tersebut?
Beliau menjawab biarkan dulu,iya, cuekin saja. Buat satu tekad, ide baru itu akan saya tulis, tapi nanti setelah tulisan kita selesai.


Pertanyaan tak berhenti hanya disitu, ada juga yang bertanya- tanya jika kita sedang melakukan freewriting atau menulis cepat tanpa hambatan, sementara itu apakah kita beristirahat sejenak atau terus menulis saja. Khawatirnya kalau terus atau dipaksakan nanti ada kalimat - kalimat yang tidak nyambung.

Menurut Pak Muhammad, kalimat - kalimat yang tidak nyambung, salah ketik, dan sebagainya akan diurus nanti saat sesi cek and ricek atau pada saat proses editing.
Menurut beliau menulis dan editing adalah dua ilmu yang berbeda.

Tibalah dipenghujung perkuliahan, Pak Muhammad dan Om Jay memberi kesimpulan diakhir perkuliahan. 

Yakin dan percaya lah, siapa pun bisa jadi apa pun asalkan dia mau berusaha dan berdoa dan kunci utamanya adalah percaya diri. Terus lah menulis dan menulis jangan pernah berhenti. Kobarkan semangat dalam dada. Wujudkan cita cita untuk menerbitkan buku.

Hidup penulis.
Hidup PGRI.
Jaya selamanya.
Wassalam.



Komentar

  1. Mantab, komplit...

    https://suryanmasrin86.blogspot.com/2020/07/free-writing-kamu-gak-bakalan-kuat.html

    BalasHapus
  2. Serem...setannya...eeit....mantap resumnya.
    Jgn lupa ya kunjungi diarynulfah

    BalasHapus
  3. mantul mengalir seperti aliran sungai ngga kerasa sudah selesai baca

    BalasHapus
  4. Judulnya meresap mancing bikin hati pengen baca,bagus dan mantap Bu🙏keren pembahasannya👍

    BalasHapus
  5. MasyaAllah, resume terkeren yg pernah sy baca 👍👍👍👍🙏🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah...Terimakasih Bu Arum..saya masih terus belajar...🙏

      Hapus
  6. Dari juful sudah gregeet .. Kereen abiis..

    BalasHapus
  7. Bagus banget isinya, pengemasannya juga

    BalasHapus
  8. Bagus y penulisannya resumenya..sukses y bu

    BalasHapus
  9. Keren

    https://suryanmasrin86.blogspot.com/2020/07/free-writing-kamu-gak-bakalan-kuat.html

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 Resep Sukses Guru yang Pendiam Dalam Mengelola Kelas

Menu Yang Menggugah Selera