Embun yang Menemukan Cahaya



Resume Kuliah Online Ke-4
Bersama Ibu Emi Sudarwati

Tak terasa kami tiba di pertemuan ke-4 pada 8 Juni 2020. Setiap pertemuan online di kelas menulis gelombang 12 ini selalu penuh dengan kejutan. Narasumber yang berbeda, ilmu yang beragam dan berbagai kejutan lainnya. 

Masih lekat diingatan kali pertama bertemu omjay di pertemuan perdana, luar biasa ilmu dari guru blogger ini, berdecak kagum mengetahui berbagai karya beliau. Tak hanya disitu, di pertemuan kedua berjumpa dengan Ibu Hati Nurahayu, saya juga dibuat terkagum-kagum. Pertemuan ke-3 jangan ditanya lagi saya merasa surprise bertemu bu Sri Sugiastuti yang seorang guru bahasa inggris. Beliau juga berbagi pengalaman luar biasa menulis dan menerbitkan buku. 
   
Kini, di pertemuan ke-4 mendapat kesempatan kembali mengenal tokoh inspiratif luar biasa beliau adalah bu Emi Sudarwati. Ingin tahu siapa beliau? Scroll ke bawah ya...


EMI SUDARWATI. 

Alumni Jurusan Bahasa Daerah IKIP Negeri Surabaya tahun 1993 dan lulus tahun 1998.  Mengajar di SMPN 1 Baureno ini sejak tahun 2005.  Disamping aktif mengajar, juga telah menulis dan menerbitkan beberapa karya sastra Jawa dan Sastra Indonesia.  Editor lebih dari 250 buku karya siswa dan guru Indonesia.

Sebagai PJ Budaya Lingkungan dan Pembiasaan Sekolah, aktif sebagai pembina majalah siswa Bhakti  sampai saat ini, Penggagas perpustakaan mini di kelas IXF, dan mengupayakan pengembangan diri Teater Bhakti.  Pengurus MGMP Bahasa Jawa Kabupaten Bojonegoro ini juga sebagai salah Guru Ahli di Pusat Belajar Guru Kabupaten Bojonegoro.

Penulis novel berjudul Ngilon (2014), Novel Kinanthi (2017), Rona Hidup (2018),  Petualangan Siswa Indigo (2019), Novel Sujud Sangisore Talang Mas, dan Kumpulan Esai Menulis dan Menerbitkan Buku untuk Keliling Nusantara dan Dunia (2019).  Bergabung dengan Persatuan Masyarakan Budaya Nasional Indonesia (PERMADANI).  

Pengelola TBM Kinathi ini juga pimpinan Grup Patungan Buku Inspiratif, yang sudah menerbitkan hampir 400 buku ber isbn.  Pada Tanggal 28 Oktober 2015, mendapat penghargaan dari Balai Bahasa Jawa Timur sebagai Guru Bahasa Jawa Kreatif.  Pada tahun yang sama, juga mendapat penghargaan sebagai finalis Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional.  

Pada tahun 2016, sebagai juara III Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Bojonegoro. Pada tahun yang sama, juga sebagai juara I Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional, kategoro SORAK (Seni, Olah raga, Agama dan Muatan lokal, dan Bimbingan Konseling). 

Prestasi ini yang mengantarnya berkunjung ke negeri Kincir Angin Belanda.  Mempelajari sistem pendidikan yang ada di Universitas Windesheim dan Iclon Universitas Leiden.  Juga berkunjung ke sekolah-sekolah terbaik di Hollan dan Nederlands.

Luar biasa bukan! Dimana lagi bisa berjumpa orang-orang hebat ini jika bukan di kelas menulis bersama Omjay. 

"Setiap karya pasti akan menemukan takdirnya" inilah yang dikatakan oleh Ibu Emi Sudarwati. Berpikir positif tentu akan membawa kita kepada muara yang positif. Yakin bahwa tulisan kita tidak akan sia-sia. Menulis yang bermanfaat untuk orang lain adalah hal yang luar biasa. Tetesan embun juga melalui putaran waktu, melewati gelapnya malam. Tetapi yakin bahwa esok hari ia akan menemukan seberkas cahaya. Embun yang menemukan cahaya. 

Tidak sabar ingin tahu apa saja pertanyaan dari para peserta kelas menulis gelombang 12 yang sangat antusias? Berikut kita simak bersama...

Bagaimana awal mulanya ibu membuat buku ....apakah punya ide tersendiri atau Bagaimana? 
Jeferson, Bandung Jawa Barat

Baik Pak.  Awal tahun 2013 saya sudah kepikiran ingin Menerbitkan Buku.  Tapi belum tahu caranya.   
Untunglah akhir tahun 2013 dipertemukan dengan Kawan-kawan PSJB.  Sehingga tahun 2014 terbit buku perdana bersama siswa.  Karena saya tidak mau sukses sendirin.  Saya ingin siswa desa pun bisa dikenal.

Selamat malam Ibu
Perkenalkan saya ibu Aning S dari Pati ...gel 12
Saya masih terheran heran Bu...untuk buat pertanyaan ..Bu Emi hebat.
Untuk pengiriman naskah    atau materi untuk dibukukan ...apakah harus sudah dalam keadaan siap cetak ? Apa yang layout pihak percetakan? Bagaimana untuk naskah yg dikirim hanya berupa karya saja..berapa biaya yg harus dibutuhkan? ( jika Cover dan layout bukan penulis)


Senang berkenalan dengan Bu Aning.  Naskah usahakan dikirim lengkap. Mulai judul, kata pengantar, daftar isi,  isi buku,bdan biografi penulis.  
Sedangkan edit,  layout dan desaig kover akan dikerjakan TIM kami.  Namun jika Bapak/Ibu berkenan membuat kover sendiri juga diperbolehkan.  Tapi tidak akan mengurangi biaya ke penerbit.
Ukuran kertas sudah A5 ya. Jadi bisa langsung dihitung biayanya.   
Adapun biaya penerbitan, tergantung jumlah halaman dan banyaknya cetak.
Catak minimal 10 eks.
Kalau jumlah halamannya 50-60 halaman, biayanya 480.000.
Sudah termasuk edit, lay out, desaig kover dan ISBN.


Ibu Emi Sudarwati yg hebat, saya salut, dan bangga terhadap Ibu

Saya Santi dari Jayapura 

1. Untuk menerbitkan di Penerbit Majas, setelah dikirimkan naskah lengkap dan bukti yg, bagaimana dengan proses editor dan penerbitan ISBN nya
2. Apabila ternyata naskah kami ditolak , apakah ada pemberitahuan kepada kami?
Karena pernah penerbit lain ber bulan bulan tdk ada info kepada penulis ternyata naskah nya ditolak. 
3. Beberapa kali saya ikut lomba TK nasional baik LKG ,inobel, MTMH atau lainnya, tetapi paling mentok di juara dua atau tiga. Dan belum pernah juara satu.
Bisa kah ibu berbagai trik agar menjadi sang juara. Sebagai motivasi kami semua.
Terimakasih

Baik.  Salam kenal Ibu Santi yang hebat.  
1. Saya adalah salah satu editor di Penerbit Majas.  Masih banyak juga editor lainnya.  Termasuk Bu Hati dll. ISBN dll juga akan diurus tim kami. 
2. Jika naskah ditolak, akan langsung saya kabari.  Karena kami penerbit Indi, maka tidak banyak naskah yang ditolak.  
Alasan ditolak: plagiat lebih dari 40%.
3. Keren Bu.  Saya tidak ada trik khusus.  Jangan mudah mengarah dan terus belajar dan perbaiki karya kita.  
Tahun 2015 saya hanya finalis inobel.   Lalu tahun 2016 saya perbaiki naskah yang sama.  Tentu dengan mendengarkan kritik dan saran dari dewan juri.  Saya sih tidak ambisi ingin juara 1.  Tujuan saya ikut lomba hanya ingin belajar dari peserta lain.  Karena mereka berasal dari daerah seluruh Indonesia.  Mereka rata-rata terbaik dari daerah masing-masing.

Banyak sekali pertanyaan dan jawaban yang mengalir pada pertemuan ke-4 ini. Berbagai ilmu diserap dan sangat bermanfaat. 

Jika Ibu Emi Sudarwati telah menemukan takdir untuk tulisan- tulisannya. Bagaimana dengan anda? Pastikan kita selalu menulis dan menulis hingga menemukan cahaya.

Salam sehat untuk kita semua.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 Resep Sukses Guru yang Pendiam Dalam Mengelola Kelas

Sebuah Pencerahan

Menu Yang Menggugah Selera