Jangan Biarkan Kuncinya Berkarat!
Salam Literasi!
Salam Hangat Para Guru Hebat
di Seluruh Indonesia!
Tibalah kita di pertemuan ke 15. Jika boleh dikatakan pertemuan kelas menulis kini telah mencapai di angka 75 %. Masih ada 5 pertemuan kuliah online yang harus diikuti seluruh peserta yang awalnya berada di gelombang 12. Bismillah... Semoga kita bisa terus mengikat ilmu tanpa lelah dan jemu!
Tema pertemuan kali ini yaitu PRODUKTIF MENULIS. Luar biasa! Dari temanya saja sudah tersirat semangat yang luar biasa! Dr. Ngainun Naim selaku Narasumber lebih menekankan agar materi yang disampaikan agar bermanfaat.
Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak fokus. Siapakah beliau?
Simak berikut ini.
Menurut beliau setiap orang memiliki motivasi yang berbeda dalam menulis dan untuk sukses dalam menulis tentu ada kuncinya. Apa saja yang beliau samoaikan? Yuk, kita simak bersama.
Berikut Kunci Kesuksesan Dalam Menulis Menurut Prof. Ngainun Naim.
KUNCI PERTAMA ADALAH MOTIVASI.
Ada beberapa motivasi yang beliau sampaikan, yaitu motivasi Karir, Materi, Politik dan Cinta.
- Motivasi karir. Beliau memberikan sebuah gambaran,mencermati komposisi anggota Grup Menulisbl beliau berkesimpulan bahwa menulis merupakan aktivitas yang berkaitan erat dengan profesi peserta. Implikasinya, semakin mahir menulis maka semakin lancar karir yang kita tempuh.
- Motivasi materi. Menulis itu menghasilkan honor. Bagi penulis yang sudah sangat terkenal, honor memang sangat berlimpah. Bukunya terus mengalami cetak ulang. Namun jumlah mereka yang beruntung dari sisi ini tidak terlalu banyak. Sebagian besar penulis justru kurang mendapatkan perhatian dari sisi materi.
- Motivasi politik. Dimana menulis ditujukan untuk mencapai tujuan politik tertentu.
- Motivasi cinta. Menulis karena memang mencintai aktivitas menulis.
Nah, kita bisa memilih jenis motivasinya. Bisa juga menambah jenis motivasi di luar yang telah beliau sebutkan. Namun perlu diingat bahwa apa pun motivasi yang dipilih maka akan mempengaruhi terhadap tulisan atau buku yang akan dihasilkan.
KUNCI KEDUA: MEYAKINI BAHWA MENULIS ITU ANUGERAH.
Menurut Bapak Ngainun, bahwa kemauan dan kemampuan menulis itu adalah anugerah. Banyak orang yang mau menulis tapi tidak mampu mengerjakannya; bisa karena kesibukan atau sejuta alasan lainnya. Banyak yang sesungguhnya mampu menulis tetapi tidak mau menulis. Karena itulah bisa menulis bagi beliau adalah anugerah luar biasa yang harus disyukuri. Cara mensyukurinya adalah dengan terus menulis.
Beliau yakin semua peserta tentu bisa menulis. Beliau kembali memgajak peserta mencoba menelaah dan membayangkan. Beliau meminta semua peserta menyimak pengalaman menulis peserta sendiri. Beliau mengatakan jika peserta sekalian lulusan S1, atau S2 atau S3 berarti sudah menulis ribuan halaman. Ya, ribuan halaman. Kok sekarang mengaku nggak bisa menulis. Terus yang dulu ribuan halaman itu apa yang ditulis? Maaf jika tersinggung ucap beliau.
Bayangkan, saat S-1 Bapak Ibu sekalian setiap semester harus membuat makalah. Paling tidak satu semester harus membuat 10 makalah. Kalikan 10 halaman, berarti kan sudah 100 halaman. Kalikan 8 semester. Berarti kan sudah 800 halaman. Asumsinya 1000 halaman dengan laporan KKN, magang, skripsi.
Jumlah halaman pasti bertambah jika Bapak Ibu lulus S2. Total halaman yang ditulis jika sampai lulus S2 saya kira paling tidak 500 halaman. Apalagi jika sampai selesai doktor. Jelas di atas 2.500 halaman. Sekarang hitung berapa laporan penelitian yang harus Bapak Ibu buat setiap tahun. Berapa laporan pengabdian. Sudah ribuan—sekali lagi ribuan—halaman yang sudah Bapak Ibu tulis.
Sekarang mari kita urai mengapa kok masih ada yang kesulitan menulis padahal pengalaman menulisnya sudah ribuan halaman. Ada beberapa kemungkinan:
Pertama, selama kuliah spesial menjadi anggota kelompok yang tidak pernah menulis makalah. Biasanya ini yang spesial membiayai foto kopi. Sekali lagi mohon maaf jika ada yang kurang berkenan ungkap beliau.
Kemungkinan kedua, tidak menulis karena dibuatkan orang lain.
Kemungkinan ketiga, menulis dengan melakukan “kanibal” tulisan orang lain. Misalnya mendapatkan bahan di googe lalu dipotong sana-sini sampai berbentuk layaknya tulisan.
Kemungkinan keempat, begitu mendapatkan tugas langsung berburu referensi. Tidak berpikir apa yang harus ditulis. Begitu referensi didapatkan segera dibuka, diketik, lalu tutup. Ganti referensi berikutnya, dibuka, diketik, lalu tutup.
KUNCI KETIGA: MENULIS ITU MEMBERIKAN BANYAK “KEAJAIBAN” DALAM HIDUP.
Menulis itu memberikan banyak sekali manfaat. Pak Wijaya Kusumah atau akrab disapa Omjay- adalah seorang blogger, youtuber dan guru kita semua, mengatakan bahwa menulis setiap hari itu telah memberikan keajaiban dalam kehidupan.
Coba kita simak apa saja bentuk keajaiban yang beliau rasakan karena menulis.
[1]Mendapatkan banyak materi. Karena rajin menulis, bukunya mendapatkan banyak royaliti.
[2]Sering diundang sebagai pembicara di berbagai forum.
[3]Memiliki banyak teman.
[4]Bisa membeli peralatan yang dibutuhkan dalam kehidupan.
[5]Tulisan adalah alat perekam kehidupan yang ajaib.
KUNCI KEEMPAT: TIDAK MUDAH MENYERAH.
Banyak orang ingin menulis, tentu termasuk menulis buku, tetapi semangat menulisnya naik turun. Saat ikut kegiatan kepenulisan semacam ini, semangat menulisnya berapi-api. Tetapi saat kembali ke dunia nyata, ke dunia kehidupan sehari-hari, semangat itu perlahan tetapi pasti memudar dan akhirnya hilang sama sekali. Saat bersemangat, menulis berlembar-lembar halaman dalam sehari terasa ringan. Saat tidak bersemangat, satu paragraf pun terasa berat sekali. Bahkan sangat mungkin berbulan-bulan tanpa menulis sama sekali. Menulis lima paragraf yang dilakukan rutin setiap hari jauh lebih baik daripada sepuluh halaman yang dilakukan tiga bulan sekali.
KUNCI KELIMA: BERJEJARING.
Berinteraksi dan membangun jejaring kepenulisan adalah hal yang penting. Ikut kegiatan semacam ini juga dalam rangka berjejaring.
KUNCI KEENAM: MENULIS SEBANYAK-BANYAKNYA.
Menulislah setiap hari tanpa henti. Lakukan secara terus-menerus. Jika Anda merasa tulisan Anda tidak baik maka dengan menulis setiap hari tulisan Anda akan otomatis menjadi baik.
Demikianlah 6 kunci yang beliau uraikan dengan sangat jelas dan bermakna. Semoga kunci kesuksesan itu tidak hanya kita simpan dan biarka berkarat namun dapat kita terapkan dalam kehidupan kita.
Salam Literasi!
Terima kasih. Tulisan yang indah.
BalasHapusSip bgt bu
BalasHapusJika kuncinya sudah ada di tangan, bukalah pintu segala yang terkunci. Masuklah ke dalamnya ...lakukan apa yang layak dilakukan sesuai kompetensi diri. Mari (terus) Menulis
BalasHapussemangat Isna,,mantap resumenya
BalasHapusKunci dipegang langsung buka pintu menukud. Joz
BalasHapus