Menulis Artikel Perlu TIPS!



Resume Ke-20 

Kuliah Online Kelas Menulis Bersama Om Jay


Oleh : Isnawati, S.Pd.

Narasumber: Bapak M. Anwar Djaelani

Beliau aktif menulis artikel sejak tahun 1996 dan penulis 6 buku. Malam hari ini akan memberikan materi tentang Cakap Menulis Dari Artikel Ke Buku.

Semangat bisa semakin tinggi jika melihat fakta menarik di sekitar kita. Bahwa, aktif menulis artikel bisa bermuara kepada lahirnya buku demi buku. Bahwa, terampil menulis artikel dapat bermuara untuk juga cakap menulis buku.

Beliau berpesan bersemangatlah belajar menulis artikel sebab dengan kecakapan itu kita bisa cakap dalam menulis buku. Apa yang patut kita lakukan?

Perlu Pembiasaan

Banyak membaca adalah modal utama penulis. Manfaat sering membaca adalah :

1. Mendapatkan pengetahuan / wawasan baru. 

2.Terbit ide untuk menulis sesuatu sebagai pengembangan dari apa yang sudah dibacanya. 

3.Kaya dengan perbendaharaan kata.

Modal utama seorang penulis adalah suka membaca. Membaca sebanyak mungkin bahan baca terutama bidang yang kita sukai. Tanpa modal awal membaca, kita sulit membayangkan kita menjadi penulis yang baik.

Artikel-artikel  bisa ditulis karena mendapat tema menarik setelah membaca di sekitar kita, baik koran, televisi, internet dan sumber berita apapun.


Bersemangatlah di saat menulis!

Sungguh, tulisan itu sangat besar pengaruhnya. Lihat ungkapan salah seorang pendiri Pesantren Gontor KH Imam Zarkasy (1910-1985) berikut ini. Bahwa, andai tak punya murid, “Saya akan mengajar dunia dengan pena”.  

Artikel adalah sebentuk karya tulis.

 

Mari, maju dengan menulis

Tema untuk dikembangkan menjadi artikel cukup mudah kita dapatkan karena banyak tersedia di sekeliling kita. Tema bisa berasal dari isi koran, majalah, televisi, dan internet.

Tentang Niat dan Pembiasaan

Kita perlu membiasakan diri untuk terus menulis dan itu harus didasari pada sebuah niat yang benar. Tatalah niat kita lebih dahulu. Apa motivasi kita menulis?

Sukses pada apapun bertumpu pada niat.

Agar bisa dimuat di media

Tema tulisan harus aktual dan menarik perhatian publik. Jika dua hal itu sudah dipenuhi, maka syarat pertama agar artikel kita dimuat media sudah terpenuhi. Tinggal syarat yang lain seperti, misalnya, orisinalitas gagasan, kekuatan argumentasi, dan kecermatan berbahasa.

Tema tulisan

Tema akan datang mengalir deras, terutama jika kita sudah membiasakan diri untuk menulis. Nyaris di setiap kita membaca, melihat, atau mendengar sesuatu yang “tak biasa”, biasanya lalu terbit ide untuk mengartikelkannya.

Tulisan yang kita niati dimuat di media cetak haruslah aktual dan menarik perhatian publik. Tetapi bisa juga kita menulis tema-tema yang kita anggap penting.

 

Langkah menulis 

Setelah tema tulisan kita tetapkan, buatlah outline (kerangka karangan). Langkah ini diperlukan sebelum kita menulis secara lengkap. Outline kita buat untuk memudahkan pengembangan penulisan.

Pada dasarnya, alur menulis itu terangkai dalam *“Tiga Besar”* yaitu pendahuluan, pembahasan, dan penutup.

Di pendahuluan kita sampaikan secara ringkas masalah apa yang akan kita bicarakan. Lalu, di pembahasan, kita urai dan analisis masalah yang kita paparkan di bagian pendahuluan. Kemudian, di penutup, berilah kesimpulan dan saran berdasarkan uraian dan analisis sebelumnya.

Contoh Outline*

Tetap Berseri-seri Belajar di Masa Pandemi

•        Pandemi Covid-19, ujian bagi semua (1 paragraf)

•        Manusia selalu diuji dengan bentuk beragam (2 paragraf)

•        Sekilas Covid-19 (1 paragraf)

•        Dampak negatif Covid-19 secara umum (2 paragraf)

•        Dampak negatif Covid-19 di dunia pendidikan (3 paragraf)

•        Sudut pandang agama, bersama kesulitan ada kemudahan (2 paragraf)

•        Berbagai pilihan cara belajar di saat pandemi (4 paragraf)

•        Penutup / kesimpulan; Tetap optimis di situasi apapun (1 paragraf)  

 

Total, ada 16 paragraf

Setelah menetapkan tema, buatlah outline(kerangka berpikir). Berdasarkan pengalaman beliau, artikel di koran berisi sekitar 6000 karakter termasuk spasi terdiri dari sekitar 15 paragraf. Buatlah outline dengan perkiraan jumlah paragraf pada masing-masing sub tema.

 

Perihal "Judul Pemanggil”

 

Judul yang baik, antara lain: a).Mampu mencuri perhatian pembaca. b).Mencerminkan tema / arah tulisan, sehingga bisa menjadi semacam miniatur isi keseluruhan tulisan. c).Ringkas dan padat. 

 

Sebagai sarana berlatih, seringlah memerhatikan judul-judul artikel di berbagai media.

 

Ada 2 aspek yang sangat berperan dalam kesuksesan sebuah tulisan :

1. Judul

2. Paragraf pertama

Judul yang baik harus ringkas dan mampu berfungsi sebagai miniatur tulisan kita.

Contoh Judul:

Urgensi Meneliti dan Menulis

(Jawa Pos)

Menunggu Realisasi Program Buku Murah

(Jawa Pos, 31/07/2008)

Hukuman Guru dan Mimpi Buruk Murid

(Radar Surabaya)

Judul sekitar 4 kata tidak termasuk kata tugas seperti yang, di, terhadap dll. Judul juga mengandung rima/perulangan bunyi contohnya: "Rindu Pemimpin Menulis Buku" ada rima u-u.

 

Pertama, tentang Lead Penggoda

 

Lead adalah pendahuluan berbentuk paparan ringkas dari masalah yang akan kita kupas. Posisi lead menempati paragraf pertama. Fungsi lead adalah penggugah rasa ingin tahu pembaca. Lead mengantar pembaca ke gagasan utama sang penulis.

 

Kedua, perihal Pembahasan nan Menawan.

 

Di bagian ini, isinya berupa analisis atas masalah yang kita angkat. Pembahasan harus sistimatis, argumentatif, tuntas, dan ditulis dengan bahasa baku namun tetap dengan sentuhan popular. 

 

Sangat dianjurkan, perbanyak membaca artikel karya orang lain.

 

Ketiga, tentang Penutup yang Menggugah

 

Bagian ini memuat kesimpulan dan/atau saran atas masalah yang kita kupas. Disajikan sekaligus dengan gaya pamit. Lihat contoh lead dan penutup berikut ini:

Belajar *Tiga Gaya Lead* dan *Penutup*

 

Judul: Guru Rajin Menulis dan Efek Besar Itu

 

Lead (Gaya pertama, menggoda dengan pertanyaan):

 

Semua orang, tanpa kecuali, harus menjadi pembelajar di sepanjang usianya. Maka, sungguh menyenangkan jika guru suka menulis. Amat membanggakan andai guru rajin menulis. Apa hubungan seorang pembelajar dengan posisi guru yang gemar menulis?

 

Penutup:

Sungguh, jadilah pembelajar tiada henti dengan cara menjadi guru yang penulis. Sungguh, duhai para guru, bersemangatlah untuk menjadi pahlawan yang berjasa karena banyak menghasilkan karya tulis. Karya-karya itu, semoga secara meyakinkan menginspirasi murid, orangtua murid, dan masyarakat luas. Indah!

 

Judul: *Ilmu Pengetahuan Bisa Topang Keimanan*

 

Lead (Gaya kedua, dengan kutipan pemikat)

“If you think strongly enough, 

you will be forced by science to the belief in God”

(Kelvin, fisikawan, 1824-1907).

 

Penutup:

Singkat kata, ilmu pengetahuan bisa mendatangkan keimanan bagi yang masih belum punya iman. Ilmu pengetahuan bisa menguatkan keimanan bagi yang sudah memiliki iman. Terkait ini, lihat Kelvin di paragraf pembuka tulisan ini. Benar, saat dia berkesimpulan tentang pengaruh kuat ilmu pengetahuan terhadap kepercayaan akan adanya Tuhan. Jadi, jangan pernah berhenti untuk mendalami ilmu.

 

Judul:

*Menguatkan Mental Anak di “Musim” Olok-olok*

 

Lead (Gaya ketiga, narasi diskriptif):

Sesungguhnya, olok-olok tak mengenal musim. Perilaku terlarang itu telah berlangsung lama dan terus terjadi. Padahal, kerugian yang ditimbulkan oleh olok-olok –dan apalagi bully- sangat besar. 

 

Penutup:

Singkat kata, selalu berilah anak-anak asupan ruhani yang memadai. Ajari anak-anak sikap untuk tak suka mengganggu orang lain. Didik mereka untuk sabar dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Tentu saja, sebagai orangtua, kita harus telah terlebih dahulu mengamalkan hal-hal tersebut.

 

Perihal Panjang Artikel

 

Secara umum, media membutuhkan artikel sepanjang 6000 karakter. Hanya saja, di masing-masing kadang ada yang kurang atau ada yang lebih dari itu. Usahakanlah, jika mungkin, sesuai dengan ketentuan dari masing-masing media.

 

Dari Artikel ke Buku

 

Selepas trampil menulis artikel, pekerjaan menulis buku bisa menjadi lebih gampang. Mereka yang sudah terbiasa menulis artikel akan lebih cekatan dalam menghasilkan buku.

 

Pertama, saat harus merancang dan menulis buku

 

Tetapkanlah tema yang akan diangkat.

Buatlah Daftar Isi.

Mulailah menulis.

 

Kedua, kala menghimpun artikel menjadi buku

 

Tulislah sebanyak mungkin artikel dengan tema sejenis. Misalnya, bertema pendidikan. Setelah, dirasa cukup untuk dijadikan buku, lakukan langkah: a).Edit ulang. Sering artikel menggunakan “bahasa Koran”, seperti “kemarin”, “pekan lalu”. Untuk itu, ubah dengan mencamtumkan tanggal kejadian yang dimaksud. b).Jika diperlukan, buatlah rubrikasi. Meski semua berada di rumpun pendidikan, mungkin masih bisa dikelompokkan lagi dalam bidang yang lebih khusus. Misal, ada rubrik “Spirit Pembelajar di Semua Musim”, “Menjadi Orangtua Sekaligus Guru”, “Betah di Perpustakaan Keluarga”, “Merancang Liburan Bernuansa Pembelajaran” dan “Belajar di Masa Pandemi”.

 

Menulis Resensi Buku*     

 

Resensi buku adalah ulasan kritis atas sebuah buku. Di dalamnya minimal berisi identitas buku yang dimaksud, ringkasan isi buku (dipilih bagian-bagian yang paling penting), dan penilaian objektif atas buku itu terkait kelebihan dan kekurangannya.

 

Panduan lengkap dalam menulis Resensi Buku*. “Jawablah” sejumlah pertanyaan berikut ini. Tentu saja, jawaban ditulis dalam “gaya artikel”.  

 

*        Tulislah identitas buku

*        Apa isi ringkas buku? 

*        Apakah penulis memiliki kompetensi? 

*        Apakah buku itu didukung referensi memadai? 

*        Buku itu lebih ditujukan ke segmen pembaca mana? 

*        Adakah pengetahuan baru yang disodorkannya, atau sekadar repetisi (pengulangan) dari buku-buku yang sudah ada? 

*        Apa kelebihan dan kekurangannya. Misalnya, apakah mudah dipahami oleh semua kalangan? Bagaimana performa fisik buku, menarik? 

*        Tepatkah momentum kehadirannya?

*        Berhargakah untuk segera kita baca dan atau miliki?

 

Ada banyak keuntungan jika kita rajin menulis Resensi Buku. Di antaranya, di saat kita akan menulis buku akan lebih terbimbing karena sering mengkritik karya orang lain. Tentu saja, saat kita menulis buku, tak akan mengulang kesalahan-kesalahan yang telah dibuat oleh penulis-penulis lain.

 

*Tiga M*

 

Sekarang, tak perlu kita tunda-tunda lagi. Untuk bisa menulis artikel dan kemudian buku, tak ada kiat yang paling manjur kecuali apa yang dikenal sebagai “Tiga M”: Mulai, mulai, dan mulailah!

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 Resep Sukses Guru yang Pendiam Dalam Mengelola Kelas

Lingkaran Setan? Jangan Takut!

Menu Yang Menggugah Selera