Jurnal Monolog CGP. Isnawati

Jurnal Monolog

Blog-tulisan naratif

Jumlah kata : 1.509 kata

CGP. Isnawati



Bagaimana saya nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang saya dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal saya?



Sebagai CGP atau Calon Guru Penggerak tentunya banyak materi, pengetahuan yang saya dapatkan selama mengikuti program ini. Saya bersama rekan CGP yang berada dalam satu lingkungan sekolah telah melakukan sosialisasi materi program Guru Penggerak ini sebelumnya. Hal ini pun akan terus kami lakukan nantinya agar pengetahuan yang kami peroleh bisa berkembang tidak hanya pada kami semata namun juga untuk rekan kerja lainnya ataupun rekan di lingkungan kami.

Adapun langkah yang akan saya tempuh selanjutnya dalam menerapkan pengetahuan yang saya dapatkan untuk lingkungan saya :

1.     Komunikasi dan Koordinasi

Komunikasi adalah sebuah proses atau jalan pertukaran informasi oleh dua orang atau bahkan lebih dengan menggunakan isyarat, simbol-simbol ataupun dengan cara apapun yang efektif sehingga orang lain dapat menafsirkan apa yang dimaksud oleh si penyampai pesan.

2.     Kepercayaan

Di samping berdimensi berfikir maka manusia itu berdimensi percaya. Percaya adalah sikap dan sifat, membenarkan sesuatu, atau menganggap sesuatu sebagai benar. Kepastian adalah sikap mental atas dasar keyakinan bahwa ada kebenaran, tetapi kebenaran yang diselidiki sendiri.

3.    Manajemen pengetahuan

Keterlibatan manajemen dalam melaksanakan sistem informasi dan mengembangkan strategi untuk sistem informasi yang akan diimplementasikan. Manajemen pengetahuan adalah satu hal penting yg hendaknya dilakukan oleh setiap individu dalam berproses di organisasi. Karena organisasi hendaknya menjadi lingkungan belajar bersama untuk mencapai tujuan bersama. Dengan adanya manajemen pengetahuan yang diterapkan oleh organisasi, akan memudahkan seseorang atau anggota organisasi untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan berharga terutama yang berhubungan dengan pekerjaannya dalam organisasi. Selain itu juga memungkinkan individu untuk mengembangkan pengetahuan yang lebih dalam yang dimiliki oleh organisasi dan melakukan pertukaran pengetahuan dengan anggota yang lainnya

4.     Koordinasi

Koordinasi adalah penyelarasan secara teratur atau penyusunan kembali kegiatankegiatan yang saling bergantung dari individu-individu untuk mencapai tujuan bersama.

Apa rencana kedepan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilematika etika?

Rencana kedepannya saya akan menganalisa terlebih dahulu setiap dilematika etika yang saya hadapi. Memikirkan dan mempertimbangkan dengan seksama sebelum mengambil keputusan. Menempuh 9 langkah analisa sebelum mengambil sebuah keputusan.

Apa langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?


1.      Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

Ada 2 alasan mengapa langkah ini adalah langkah yang penting dalam pengujian keputusan. Alasan yang pertama, langkah ini mengharuskan kita untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diperhatikan, alih-alih langsung mengambil keputusan tanpa menilainya dengan lebih saksama. Alasan yang kedua adalah karena langkah ini akan membuat kita menyaring masalah yang betul-betul berhubungan dengan aspek moral, bukan masalah yang berhubungan dengan sopan santun dan norma sosial. Untuk mengenali hal ini bukanlah hal yang mudah. Kalau kita terlalu berlebihan dalam menerapkan langkah ini, dapat membuat kita menjadi orang yang terlalu mendewakan aspek moral, sehingga kita akan mempermasalahkan setiap kesalahan yang paling kecil pun. Sebaliknya bila kita terlalu permisif, maka kita bisa menjadi apatis dan tidak bisa mengenali aspek-aspek permasalahan etika lagi.  

2.      Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi tertentu. Pertanyaannya adalah dilema siapakah ini? Hal yang seharusnya membedakan bukanlah pertanyaan apakah ini dilema saya atau bukan. Karena dalam hubungannya dengan permasalahan moral, kita semua seharusnya merasa terpanggil.

3.      Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

Pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail, seperti misalnya apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, dan apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya.  Data-data tersebut penting untuk kita ketahui karena dilema etika tidak menyangkut hal-hal yang bersifat teori, namun ada faktor-faktor pendorong dan penarik yang nyata di mana data yang mendetail akan bisa menggambarkan alasan seseorang melakukan sesuatu dan kepribadian seseorang akan tercermin dalam situasi tersebut. Hal yang juga penting di sini adalah analisis terhadap hal-hal apa saja yang potensial akan terjadi di waktu yang akan datang.

4.      Pengujian benar atau salah

o    Uji Legal

Pertanyaan yang harus diajukan disini adalah apakah dilema etika itu menyangkut aspek pelanggaran hukum. Bila jawabannya adalah iya, maka pilihan yang ada bukanlah antara benar lawan benar, namun antara benar lawan salah. Pilihannya menjadi membuat keputusan yang mematuhi hukum atau tidak, bukannya keputusan yang berhubungan dengan moral.

o    Uji Regulasi/Standar Profesional

Bila dilema etika tidak memiliki aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mungkin ada pelanggaran peraturan atau kode etik. Konflik yang terjadi pada seorang wartawan yang harus melindungi sumber beritanya,  seorang agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli potensial sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? Anda tidak bisa dihukum karena melanggar kode etik profesi Anda, tapi Anda akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi Anda.

o    Uji Intuisi

Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini.  Walaupun mungkin Anda tidak bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di mana. Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa diandalkan untuk melihat dilema etika yang melibatkan dua nilai yang sama-sama benar.

o    Uji Halaman Depan Koran

Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan pada halaman depan dari koran dan sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi masyarakat? Bila Anda merasa tidak nyaman membayangkan hal itu akan terjadi, kemungkinan besar Anda sedang menghadapi dilema etika.

o    Uji Panutan/Idola

Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda.

Yang perlu dicatat dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu:

Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang mendalam.

Uji halaman depan koran, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir.

Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking), di mana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi orang lain.

Bila situasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil risiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral.

5.      Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.

Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi ini?

Individu lawan masyarakat (individual vs community)

Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Apa pentingnya mengidentifikasi paradigma, ini bukan hanya mengelompokkan permasalahan namun membawa penajaman pada fokus kenyataan bahwa situasi ini betul-betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting.

6.      Melakukan Prinsip Resolusi

Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?

o    Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

o    Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

o    Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

 

7.      Investigasi Opsi Trilema

Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah

      8. Buat Keputusan

Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya.

9.      Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya.

 

Bagaimana anda bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan anda?

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapi dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula. Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis tehadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

Pengambilan keputusan akan berlangsung dengan efektif apabila empat kriteria dasar dipenuhi :

1.      Tersedia waktu yang memadai untuk pengumpulan dan analisis.

2.      Tersedianya data.

3.  Kondisi lingkungan yang relatif stabil, yang didalamnya tidak dapat tekanan yang kuat untuk secara cepat melakukan penyesuaianpenyesuaian tertentu terhadap kondisi yang selalu berubah.

4.    Berhasilnya merumuskan permasalahan secara tepat

Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.


Saya akan menerapkan langkah-langkah ini mulai besok, ketika saya harus mengambil sebuah keputusan  sebagai seorang pemimpin pembelajaran.

Bagaimana anda akan menerapkan pengambilan keputusan seperti ini pada lingkungan anda, pada murid- murid anda, dan pada kolega guru- guru anda yang lain? Kapan akan menerapkannya?

Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.



Rekan CGP saya yang berada di satu lingkungan kerja dan Kepala Sekolah.

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 Resep Sukses Guru yang Pendiam Dalam Mengelola Kelas

Lingkaran Setan? Jangan Takut!

Menu Yang Menggugah Selera